Wasiat Wajibah, Nonmuslim dan Kemaslahatan Hukum: Studi Putusan MA Tahun 1995-2010

Rahmad Setyawan(1),


(1) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Corresponding Author

Abstract


Abstract: In terms of Islamic inheritance law, nonmuslims are the parties who are prevented from obtaining inheritance. This provision is clearly stipulated in the hadith of the Prophet and has also been agreed upon by the majority of scholars. However, the Supreme Court (MA) through a number of decisions has granted nonmuslims the right to inherit property through the compulsory will. This article examines the decisions of the Supreme Court from 1995 to 2010 regarding this issue. To analyze a number of Supreme Court decisions, this study seeks to trace the legal discovery process carried out by the Supreme Court using the malaah theory. The research analysis concluded that the provision of compulsory wills serves as a legal effort taken by the Supreme Court to create benefit and apply the princple of justice. In this case, the Supreme Court has made legal findings (rechtvinding) using the istilāhi method, which emphasizes the aspect of direct benefit. The provision of a mandatory will can be legally justified, although there is no stipulation in the Al-Qur’an, hadith, or positive law that explicitly explains wills to non-Muslim heirs. In addition, the provision of the mandatory will can also be seen as a process of realizing the general principles and objectives of Islamic law.

Abstrak: Dalam hukum kewarisan Islam, nonmuslim adalah pihak yang terhalang untuk mendapatkan warisan. Hal ini dinyataan seecra tegas dalam hadis nabi dan juga telah disepakati oleh mayoritas ulama. Namun demikian, Mahkamah Agung (MA) melalui sejumlah putusannya telah memberikan hak kepada nonmuslim untuk mendapatkan harta warisan melalui mekanisme wasiat wajibah. Artikel ini mengkaji putusan Mahkamah Agung sejak tahun 1995 hingga 2010. Untuk menganalisis sejumlah putusan Mahkamah Agung tersebut, kajian ini berupaya melacak proses penemuan hukum yang dilakukan oleh Mahkamah Agung dengan menggunakan teori maṣlaḥah. Dari kajian dan analisis yang telah dilakukan diperolehlah kesimpulan bahwa pemberian wasiat wajibah merupakan upaya hukum yang dilakukan oleh Mahkamah Agung untuk mewujudkan kemaslahatan dan mengimplementasikan nilai-nilai keadilan. Dalam hal ini, Mahkamah Agung telah melakukan penemuan hukum (rechtvinding) dengan menggunakan metode istiṣlaḥi yang menekankan aspek kemaslahatan secara langsung. Pemberian wasiat wajibah tersebut dapat dibenarkan secara hukum, meskipun tidak ada sumber dari Al-Qur’an, hadits maupun hukum positif yang menjelaskan secara eksplisit tentang wasiat kepada ahli waris non-muslim. Selain itu, pemberian wasiat wajibah tersebut juga dapat dilihat sebagai proses realisasi prinsip-prinsip umum dan tujuan-tujuan pensyariatan hukum Islam.

Full Text: PDF (Bahasa Indonesia)

Keywords


wasiat wajibah; penghalang kewarisan; penemuan hukum; maṣlaḥah

References


Abdillah, Masykuri, “Islam dan Hak Asasi Manusia: Penegakan dan Problem HAM di Indonesia”. Jurnal Miqot 38, no. 2 (Desember 2014): hlm. 381.

Arto, Mukti, Mencari Keadilan: Kritik dan Solusi terhadap Praktik Peradilan Perdata di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Arto, Mukti, Pembaruan Hukum Islam melalui Putusan Hakim, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Athoillah, Fikih waris, Bandung: Yrama Widya, 2013.

Auda, Jaser, al-Maqasid Untuk Pemula, terj. ‘Ali ‘Abdelmon’im, Yogyakarta: Suka Press, 2013.

Basamiri, Abdur Rahman, al-, Taudihul Ahkam, Arab Saudi: Dar al-Qiblah, 1992.

Bukhari, Sahih al-Bukhari, Beirut: Dar al Fikr, t.t.

Dahlan, Abdul Aziz, Ensikklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,1966.

Djazuli, A, Kaidah-kaidah Fiqih, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Effendi, Djohan, “Harus Ada Kebebasan Tidak Beragama”, dalam Luthfi Asysyaukani, (ed.), Wajah Liberal Islam di Indonesia, Jakarta: Jaringan Islam Liberal, 2002.

Ghazali, Abu Hamid, al-, al-Musthafa min Ilmi al-Usul, Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi, t.t.

Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.

Jamil, Fathurrahman, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah, Jakarta: Logos Publishing House, 1995.

Kau, Sofyan A. P, Tafsir Hukum Tema-tema Kontroversial, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013.

Kompilasi Hukum Islam.

Madjid, Nurcholis, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 1989.

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1977.

MK, M, Anshary, Hukum Kewarisan Islam dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Muhdina, Darwis, “Orang-orang Non Muslim dalam Al Qur’an”, Jurnal Al-Adyaan 1, no. 2 (Desember 2015): hlm. 104.

Praja, Juhaya S, Filsafat Hukum Islam, Bandung: Yayasan Piara, 1993.

Riyanta, Hubungan Muslim dan Non Muslim dalam Kewarisan, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2018.

Rofiq, Ahmah, Fiqh Mawaris, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Rohman, Fatchur, Ilmu Waris, Bandung: PT. Al Ma’arif, 2010.

Salihima, Syamsulbahri, Perkembangan Pemikiran Pembagian Warisan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Shabuni, Muhammad Ali, ash-, Pembagian Waris menurut Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Suyuti, Jalal ad-Din as-, Al-Asybah wa an-Nazair, Bairut: Dar al-Fikr, t.t.

Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003.

Syatibi, Abu Ishaq, ash-, al-Muwafaqat fi Usul al-Syariah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.

Syaukani, Imam, Rekonstruksi Epistemologi Hukum Islam Indonesia, Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Thalib, Sajuti, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1981.

Umar, Hasbi, Nalar Fiqih Kontemporer, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.


Article Metrics

Abstract View : 322 times
PDF (Bahasa Indonesia) Download : 240 times

DOI: 10.14421/ajish.2019.53.1.31-57

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.